Laporan ini merupakan bagian pertama dari seri catatan lapangan tentang SMK. Tim PSKP melakukan beberapa kunjungan ke sekolah untuk mendapatkan cerita tentang pemanfaatan Rapor Pendidikan dan peran teaching factory (Tefa) dalam meningkatkan kompetensi siswa SMK.
Keberadaan Rapor Pendidikan di sekolah berperan penting. Melalui Rapor Pendidikan, masyarakat, khususnya warga sekolah, dapat memahami dan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan.
Pemanfaatan Rapor Pendidikan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendikbudristek Nomor 09 Tahun 2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Pada Pasal 28 Permendikbudristek Nomor 09 Tahun 2022 disebutkan bahwa perencanaan kegiatan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri satuan pendidikan.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan pula bahwa perencanaan kegiatan pendidikan dituangkan dalam rencana kerja jangka pendek dan rencana kerja jangka menengah. Selain itu, evaluasi sistem pendidikan oleh pemerintah daerah dilaksanakan terhadap pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar dan menengah untuk memperluas akses dan meningkatkan mutu layanan pendidikan daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan dan program pendidikan.
Praktik Baik Pemanfaatan Rapor Pendidikan di SMK
Dalam beberapa kali kunjungan tim PSKP ke beberapa SMK pada kurun waktu bulan Juli hingga bulan September 2024. Sekolah-sekolah yang diwawancarai menyatakan telah memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai referensi utama dalam melakukan analisis, perencanaan, dan tindak lanjut guna meningkatkan kualitas pembelajaran pada masing-masing sekolah. Meski demikian, satuan pendidikan masih mengalami kendala dalam memanfaatkan Rapor Pendidikan.
Rapor Pendidikan Dapat Membantu SMK Mengevaluasi Kualitas Pembelajaran dan Praktik di Sekolah -
Ilustrasi: Praktik Teknik Instalasi Listrik di SMKN 8 Serang (Dok. BSJ)
Mujari, Kepala SMKN 1 Bantul, menceritakan bahwa Rapor Pendidikan bermanfaat dalam memberi gambaran kualitas pendidikan di sekolah dan menjadi pedoman dalam menentukan prioritas anggaran sekolah.
Di SMKN 19 Samarinda, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Annisa Susanty menyampaikan, “Sekolah kami melakukan analisis capaian yang tertera pada Rapor Pendidikan. Kami mengulik faktor yang memengaruhi capaian dan mempelajari rekomendasi perbaikan. Ini kami lakukan karena masih ada capaian yang berwarna oranye.”
Kepala SMK KAL-2 Surabaya, Sri Retno Pudjiwahyuni menyampaikan bahwa sekolah telah memanfaatkan Rapor pendidikan.
“Kami mulai dari memetakan sampai terbentuk perencanaan program sekolah untuk mencapai mutu sekolah,” ungkapnya.
Abdul Wahid, Kepala SMKN 1 Selong Kabupaten Lombok Timur juga menyatakan bahwa sekolahnya telah memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai dasar membuat RKT dan ARKAS.
“Selanjutnya, kami memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai acuan untuk mengambil fokus pada pengelolaan kinerja dan acuan refleksi untuk perbaikan program sekolah,” tutur Abdul.
Mencermati Rapor Pendidikan di sekolah perlu kejujuran. Hal ini seperti diutarakan oleh Rasimah, Kepala SMKN 1 Lubuk Pakam. Rasimah berharap ke depan, kepala sekolah makin memahami posisi masing-masing sekolah dan perbaikan yang diperlukan.
“Tidak mungkin siswa dipaksa (mencapai) literasi atau numerasi harus langsung dapat nilai bagus. Sekolah harus bantu bagaimana meningkatkan pencapaian dengan jujur,” seru Rasimah.
Bagaimana Sekolah Memanfaatkan Rapor Pendidikan?
SMKN 3 Samarinda memulai langkah pemanfaatan Rapor Pendidikan dengan berdiksusi bersama tim manajemen. Dari diskusi tersebut, tim manajemen kemudian menelaah dan mengidentifikasi hasil Rapor Pendidikan. Hasil telaah dan identifikasi ini menjadi dasar strategi pembenahan satuan pendidikan.
“Kepala sekolah, tim manajemen, dan para guru duduk bersama merancang anggaran pembelajaran dalam bentuk perencanaan berbasis data. Hal ini kami lakukan agar perencanaan yang dilakukan mampu meningkatkan kualitas layanan sekolah,” jelas Eka Irmawati, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 3 Samarinda.
Sementara di SMKN 7 Kabupaten Tangerang, analisis Rapor Pendidikan dilakukan melalui rapat evaluasi sekolah yang selanjutnya disusun program berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Esti Prasetyaningsih, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum menerangkan bahwa sekolah melakukan upaya penguatan pada indikator yang lemah dan terus mempertahankan indikator yang sudah kuat.
“Setelah itu program disusun, merancang anggaran pada RKAS, serta menyusun langkah-langkah serta breakdown rancangan program dari yang prioritas berdasarkan Rapor Pendidikan dan visi misi sekolah,” lanjut Esti.
Serupa dengan hal itu, SMKN 2 Painan Kabupaten Pesisir Selatan melakukan identifikasi berdasarkan analisis enam indikator komponen Rapor Pendidikan. Selanjutnya, sekolah melakukan refleksi dengan memetakan sub-sub yang menjadi prioritas fokus perbaikan, perubahan, dan peningkatan mutu sebagai skala prioritas yang dilakukan di tahun berikutnya.
Ida Farida, Kepala SMKN 2 Medan, menjelaskan hal yang tak jauh berbeda dengan sekolah lain dalam pemanfaatan Rapor Pendidikan.
“Sekolah dapat melakukan pemanfaatan Rapor Pendidikan dengan beberapa cara, antara lain mengakses data Rapor Pendidikan untuk memantau kemajuan siswa dan memahami kekuatan dan kelemahan siswa, menganalisis data Rapor Pendidikan untuk mengidentifikasi pola dan tren yang dapat membantu dalam perencanaan pembelajaran, terakhir sekolah mengembangkan strategi dengan pembelajaran yang efektif berdasarkan data Rapor Pendidikan,” jelasnya.
Kepala SMK Pertanian Pembangunan Negeri Padang, Edwin mengapresiasi hadirnya Rapor Pendidikan. Ia merasakan manfaat Rapor Pendidikan, terutama untuk mengetahui kekurangan dalam numerasi dan kualitas pembelajaran.
Sekolah menindaklanjuti Rapor Pendidikan dengan menganalisis elemen-elemen yang memerlukan peningkatan.
“Nah, kekurangan tersebut ditindaklanjuti dengan perencanaan program, salah satunya dengan optimalisasi komunitas belajar sekolah,” ungkap Edwin.
Pemberian Materi Budaya Kerja sebagai Pemenuhan Dimensi Kebekerjaan pada Rapor pendidikan SMK (Dok. BSJ)
Dimensi Kebekerjaan dan Link and Match
Rapor Pendidikan menyediakan beragam informasi yang dibutuhkan SMK untuk perbaikan mutu. Misalnya, pada dimensi A-4 Rapor Pendidikan berisi tentang data penyerapan lulusan baik yang bekerja, melanjutkan, dan wirasusaha. Kemudian pada dimensi A-5 menyajikan pendapatan lulusan dan A-6 menyajikan data kompetensi lulusan berdasarkan sertifikasi keahlian serta kepuasan dunia kerja kepada budaya kerja lulusan.
Selain itu, ada pula dimensi D-17 yang merujuk pada indikator kualitas keselarasan pembelajaran, keselarasan sarana prasarana pembelajaran dengan dunia kerja, serta keselarasan keahlian guru dan tenaga kependidikan SMK dengan dunia kerja.
Esti Prasetyaningsih, Waka Bidang Kurikulum di SMKN 7 kabupaten Tangerang, mengungkapkan bahwa melalui Dimensi A4 yang merujuk pada data tracer study, SMK dapat mengetahui data lulusan yang memilih untuk bekerja, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memilih berwirausaha. Hal ini dapat dipetakan ketika siswa mengambil ijazah.
“Di situ akan terlihat peta kebekerjaan lulusan kami, biasanya data tersebut dapat diketahui setelah tiga bulan kelulusan,” jelas Esti.
Selain melalui Rapor Pendidikan, sekolah biasanya dapat memetakan kebekerjaan melalui rapat tinjauan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi jurusan atau konsentrasi keahlian yang paling banyak masuk ke dunia kerja.
Berdasarkan Rapor Pendidikan, kebekerjaan dan hubungan SMK dengan industri masih menjadi tantangan. SMKN 7 Kabupaten Tangerang dan SMKN 1 Bantul menindaklanjuti tantangan kebekerjaan siswa dengan upaya peningkatan kompetensi guru. Kegiatan ini dilaksanakan melalui workshop penguatan kelembagaan Bursa Kerja Khusus (BKK), menyelenggarakan job fair, dan kunjungan ke industri.
Sementara di SMK Kal-2 Surabaya mencatat empat poin dalam pembenahan di sekolah terkait kebekerjaan, yaitu dari peserta didik, intensitas orang tua, kualitas dan pembelajaran, serta manajemen.
SMK lainnya, yaitu SMKN 2 Kota Medan menyampaikan, terdapat penurunan dari hasil Rapor Pendidikan tahun 2023, terutama pada dimensi kebekerjaan. Kepala SMKN 2 Medan, Ida Farida mengatakan bahwa hal itu dipengaruhi oleh keselarasan keahlian guru dan tenaga kependidikan SMK dengan dunia kerja serta kesesuaian kualifikasi dan kompetensi guru. Ida mengakui peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan atau magang di industri masih menjadi tantangan.
“Karena terbatas anggaran, sekolah step by step untuk memberi pelatihan pada masing-masing konsentrasi keahlian (KK), misalnya guru keahlian TBSM, selanjutnya permesinan,” jelas Ida.
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dari Industri (Dok. BSJ)
Tantangan dalam Pemanfaatan Rapor Pendidikan
Meski satuan pendidikan telah mengakses Rapor Pendidikan, masih ditemukan tantangan untuk memanfaatkannya dengan optimal. Hal ini diungkapkan oleh Siti Syamsiah, Kepala SMKN 6 Kabupaten Takalar, “Kami masih kesulitan untuk menelusuri kegiatan yang relevan dengan peningkatan kompetensi pada Rapor Pendidikan.”
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Selong, Abdul Wahid menyampaikan bahwa belum semua warga sekolahnya memahami Rapor Pendidikan. Hal ini menyebabkan selisih pendapat saat melakukan perencanaan berbasis data.
Sedangkan, Kepala SMKN 2 Medan, Ida Farida mengungkapkan perlunya peningkatan kapasitas guru dalam menganalisis dan menginterpretasikan data Rapor Pendidikan. Ia juga menyebutkan keterbatasan sumber daya, seperti waktu dan biaya, masih menjadi tantangan untuk memanfaatkan Rapor Pendidikan dengan optimal.
Kepala SMKN 1 Soreang Kabupaten Bandung, Heris Herdiana mengaku sekolah masih harus berbenah dalam memanfaatkan Rapor Pendidikan untuk perencanaan berbasis data, terutama dalam hal literasi. Sekolah menindaklanjuti melalui sosialisasi dengan melibatkan guru.
“Literasinya rendah karena anak-anak membacanya kurang, hingga kurang bisa memahami. Akhirnya, sekolah menindaklanjuti dengan mengadakan seminar literasi bagi anak,” ungkap Heris.
Sementara itu, Plt. Kepala SMKN 8 Semarang, Almiati menyatakan bahwa pengumpulan terkait ketersediaan data yang tidak lengkap dan akurat menjadi tantangan dalam pemanfaatan Rapor Pendidikan. Tantangan lain yang dihadapi berupa pembagian waktu guru antara pembagian tugas mengajar dan adanya tugas tambahan. Selain itu, belum memadainya kemampuan sumber daya manusia di sekolah dalam menganalisis dan menggunakan teknologi informasi juga menjadi tantangan.
Manfaat yang Dirasakan Sekolah
Secara umum, SMK telah memanfaatkan dan merasakan manfaat Rapor Pendidikan dalam perencanaan berbasis data. Salah satunya dengan merefleksikan hasil yang tersaji dalam Rapor Pendidikan.
Setelah sekolah mengetahui kelemahan atau hal-hal yang perlu ditingkatkan, kepala sekolah bersama manajemen menyusun strategi untuk melakukan peningkatan yang tepat sasaran. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan prestasi akademik siswa, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial mereka di sekolah.
Pada dimensi kebekerjaan, SMK menilai Rapor Pendidikan dapat melengkapi masukan dari industri dan tracer study mandiri yang sekolah lakukan. Dengan demikian, sekolah dapat memetakan kompetensi mana yang lebih banyak terserap di industri, serta sertifikat keahlian lulusan mana saja yang dapat dipenuhi oleh siswa.
Demikian pula, terkait kepuasan industri terhadap para lulusan menjadi perbaikan bagi sekolah. Hal ini tidak hanya dalam peningkatan budaya kerja, tetapi juga dalam peningkatan kemitraan dengan industri.
Untuk terus mendorong peningkatan kualitas layanan di SMK, sekolah harus berani dan transparan dalam menyajikan capaian Rapor Pendidikan sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperkuat langkah-langkah pembenahan, bahkan dapat memantik keterlibatan lebih aktif dari orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan.
Rapor Pendidikan bukanlah pemeringkatan sekolah, melainkan sistem evaluasi untuk memotret mutu dan kesenjangan pendidikan. Rapor Pendidikan mengintegrasikan berbagai data pendidikan, seperti data Asesmen Nasional, data pokok pendidikan (dapodik), tracer study, Badan Pusat Statistik (BPS), dan data pada tahun sebelumnya.
Upaya pemanfaatan Rapor Pendidikan oleh sekolah perlu terus didukung dan ditingkatkan. Hal ini sebagai bentuk upaya dan peran aktif dalam peningkatan mutu pendidikan. [BSJ dkk.]